Senin, 07 September 2009

Di Kampung Bumi Ini, Kini

Berloncatan
Terbang melintas seperti spektrum-spektrum bom atom
Hingga tinggal ketiadaan disini di kampung bumi ini
Sepikah..?
Tidak kawan, disini tetap riuh, makin gaduh
Sebab di kesendirian ini, semakin tak ada akal
Langkah dan desah bertaburan sembarang
Di lembah-lembah, di lapang-lapang di pedestrian, atau
Dimana saja

Dengan tanpa keindahan dan suatu usaha pencapaian
Disini semakin terserak ruak
Di mandi hari berlari, di tidur tak mampu siapa membujur
Tanah semaikin becek, dan pohon-pohon mengepul hitam
Lalu tak ada yang semakin baik
Senyum-senyum selalu dishadaqahkan
Pada angin, pada air, pada batu, pada pohon, binatang, dan
Pada iblis
Kebodohan yang ranum

Dan saat semua tak lagi tampak
Hanya raga ini mendiami luasan siapa
Tanpa kenamaan, tanpa ketertindasan
Sebab tak ada yang datang lagi kesini kawan
Berloncatan, semua pergi seperti spektrum-spektrum bom atom

Matalah yang kian jalang
Rakus dan membuaslah ego
Telanjang kaki memburu segala sesuatu
Menembus alam baru, menerjang lawan garang lawan diri sendiri
Menang, berhasilkah..?
Tidak kawan, sekaratlah kini siapa diri
Baju camping membalut lusuh di tidur bertikar bebas
Ego saja tidak mampu bertahan menahan beban
Raga, yang semakin rapuh meski
Lelap dan seperti tak ada suara di kegaduhan ini
Dan kini,
Saat banyak yang semakin tak sadar
Banyak semakin menghilangkan kesadaran
Dan banyak semakin yang tak aka sadar
Suatu bentuk ketertinggalan menjadi korban
"Dia" yang sedikit tersisa, tidak ikut beranjak lari
Yang tertanam disini, jauh di hati kampung bumi ini
Mengerang, meregang tanpa bersuara
Dan sepertinya ia akan segera membuka pintu di ujung itu
Untuk ia berlari dari tempat ini
Menguraikan kebosanan dan ketidakmampuannya
Untuk menjaga bumi ini waras, berikutnya
Dan akan seperti apakah ini..?
Akan selelap apa kegaduhan dan kesesatan ini..?
Tanyalah pada kawanmu, egomu
Siapakah kamu..?
dan tidur atau terjagakah kamu..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar